Selama musim semi tahun itu, aku berusia sembilan tahun, seorang ayah yang bahkan tidak kukenal tiba-tiba muncul.

"Kenapa kau di sini, Duke? Lebih nyaman ketika kita tidak melihat satu sama lain. "
"Anda sudah nyaman selama ini, jadi bukankah sudah waktunya bagi Anda untuk menjadi tidak nyaman Yang Mulia?"

Ternyata, ibuku sebenarnya adalah putri seorang tiran. Dan ayahku adalah Duke yang menggulingkan tiran itu.

"O, besar dan sibuk Duke Chelsiers. Apakah Anda mencari saya hanya untuk membuat saya merasa tidak nyaman? "
"Apakah begitu aneh bagi seorang suami untuk mencari istrinya?"
"Apakah kita masih memiliki hubungan itu? Ah, aku lupa. Kalau begitu, mari kita bercerai."

Bisakah seseorang memberitahuku apa yang terjadi dengan mereka berdua??

"Aku berharap aku ada di sana untuk memelukmu ketika kau masih muda."

Itu adalah bisikan rendah diisi dengan campuran perasaan lembut, hangat dan sedih.
Aku sedikit ragu-ragu sebelum aku mengaku.

"Aku sering membuat Ibu marah sebelumnya. Jika aku bertemu denganmu sebelumnya, kau mungkin membenciku."

Ayah tertawa mendengar kata-kataku. Meskipun... aku serius dengan perkataanku.
Setelah tertawa panjang, ia menatapku dengan sedikit senyum sedih di bibirnya.

"Jika kita bertemu sebelumnya, kamu akan memanggilku Ayah lebih awal. Itu sudah cukup bagiku."