Lady Eirin, yang menulis novel roman untuk kelompok usia 19+, ditemukan oleh Duke of Bellaston. Bibir sang duke membentuk lengkungan perlahan saat dia membaca teks yang sangat erotis yang ditulis oleh putri seorang duke yang lugu. “Dari mana saya mendapatkan ide ini? “Apakah kamu bertemu pria lain?” “Tidak mungkin! “Saya tidak tahu banyak sehingga saya sangat khawatir tentang ke mana saya harus pergi untuk bertemu seorang pria.” “Jika kamu ingin mendapatkan pengalaman itu, aku akan membantumu.” Duke menggeram pelan dan mengangkat ujung roknya. Tangannya yang kokoh menyentuh paha montokku. “Akan kutunjukkan pria itu padamu.” *** Latihan malam dimulai. Perut bagian bawahku menegang saat aku melihatnya terus-menerus menjilati sela-sela kakiku. Rasanya bibir merah Alexander akan menelan vaginanya yang lembab dan basah setiap saat.
“Hah, tidak… yo, ini… kumohon.” “Jika kamu mempelajari hal-hal ini, kamu dapat menggunakannya sebagai referensi dalam novelmu.” “Sejauh ini belum ada novel yang membahas hal seperti itu… Ugh.” Seorang pria dengan rakus menghisap area wanita dengan mulutnya. Itu adalah sesuatu yang belum pernah terlihat dalam novel mana pun yang pernah saya lihat sejauh ini. “Kalau tidak ada di novel lain, sebaiknya kamu menulisnya dulu. “Agar hal itu terjadi.” Alexander berbisik, mengamati rambut kemaluannya yang tipis. “Saya harus mengalaminya.” "ah!" Bibirnya menghisap daging cabul dan sensitif yang tersembunyi di antara celah Eirin.